Proposal Penelitian

Written By Unknown on Kamis, 23 Mei 2013 | 03.21


PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN TENTANG BANGUN RUANG DIMENSI TIGA DALAM PRAKTEK LAPANGAN PADA SISWA TEKHNIK BODI OTOMOTIF SMK YPT PURBALINGGA 1


DisusunOleh:
Nama                   : Riswoto
Kelas/SMT           : B/VI ( Enam )
NIM                     : 1001060085


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITA MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2013
A.    LATAR BELAKANG
                        Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam peradaban manusia modern karena dapat mencerdaskan dan meningkatkan kualitas manusia, disamping itu juga untuk meningkatkan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan khususnya memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada masa sekarang ini sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan seperti yang kita ketahui tonggak pembangunan bangsa ada pada generasi muda. Maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan yang pesat, maka siswa dituntut untuk bisa dan cepat dalam penguasaan materi pelajaran.
                        Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang disenangi dan sering menjadi momok bagi para siswa, tetapi mata pelajaran matematika merupakan hal terpenting yang harus dikuasai oleh siswa karena nantinya akan diterapkan pada dunia praktek khususnya pada sub bahasan tentang bangun ruang dimensi tiga. Kita ketahui bahwa dalam praktek lapangan siswa diharapkan sudah menguasai materi yang berhubungan dengan praktak lapangan.
                        Berbagai metode mengajar digunakan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, yang diharapkan dapat memumpuk kreatifitas, inisiatif, kognitif dan efektif siswa serta meningkatkan minat siswa serta meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran matematika khususnya pokok bahasan bangun ruang dimensi tiga, yang diharapkan berpengaruh pada praktek lapangan siswa. Ada berbagai macam metode yang dilakukan oleh guru dalam hal meningkatkan prestasi belajar matematika, khususnya pada sub bahasan bangun ruang dimensi tiga.
B.     PERUMUSAN MASALAH
Apakah ada pengaruh antara kemampuan penalaran bangun ruang dimensi tiga dengan praktek lapangan  ?
C.     TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penalaran bangun ruang dimensi tiga terhadap praktek lapangan siswa tekhnik bodi otomotif SMK YPT PURBALINGGA 1.
D.    MANFAAT PENELITIAN
1.      Bagi Siswa
a.       Dapat meningkatkan penguasaan materi pada sub bahasan bangun ruang dimensi tiga.
b.      Meningkatkan peran siswa dalam proses belajar mengajar matematika.
2.      Bagi Guru
a.       Meningkatkan kepuasan dalam melaksanakan tugas
b.      Mempertegas materi yang akan diajarkan
c.       Meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar matematika.
E.     KEGUNAAN HASIL PENELITIAN
Diharapkan setelah adanya penelitian ini dan hasil dari penelitian ini benar bahwa ada pengaruh antara penalaran materi bangun ruang dimensi tiga pada siswa terhadap praktek lapangan, maka diharapkan untuk lebih meningkatkan kualitas mata pelajaran bangun ruang dimensi tiga serta mensosialisasikannya kesekolah – sekolah kejuruan yang belum mewajibkan mata pelajaran bangun ruang dimensi tiga untuk di ajarkan di sekolah menengah kejuruan lainnya.
F.      KAJIAN PUSTAKA
1.      Pengertian Bangun Ruang Dimensi Tiga
Bangun ruang dimensi tiga merupakan materi yang sangatlah penting diterapkan pada siswa menengah kejuruan khususnya pada jurusan tekhnik bodi otomotif. Karnena nantinya akan diterapkan pada dunia kerja atau praktek lapangan, apa yang ada dikenyataan  itu dihitung berskala dan digambar secara persis tanpa mengenal estetika.
Berdasarkan atas Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang StandarKompetensi Lulusan (SKL) menyatakan bahwa salah satu SKL pada mata pelajaran matematika untuk Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran dan Akuntasi SMK/MAK serta untuk Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian di SMK/MAK adalah “Memahami konsep kedudukan, jarak, dan besar sudut dalam ruang dimensi dua dan  tiga serta penerapannya dalam pemecahan masalah.” Selanjutnya, Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa salah satu SK (Standar Kompetensi) adalah agar para siswa SMK dapat: “Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi dua,” dan khusus untuk siswa pada Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian adalah: “Menentukan kedudukan jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga.”
Ditinjau dari karakteristik materi atau bahan pelajaran, materi bangun ruang pada dasarnya merupakan materi yang besifat abstrak. Sehubungan dengan ini Suyitno (2000) mengemukakan bahwa : "Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak, sehingga untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswa”.
Dalam praktek lapangan siswa  harus memahami bentuk-bentuk bangun ruang dimensi tiga yang nantinya akan diterapkan langsung pada suatu benda yang akan dikerjakan. Apabila siswa kurang paham dengan materi bahasan bangun ruang dimensi tiga nantinya akan kebingungan dalam mengerjakan suatu benda pekerjaan. Ruang dimensi tiga sangat menentukan keberhasilan suatu rancang bangun.
Dalam bangun ruang siswa diharapkan memahami dengan isi materi bangun ruang dimensi tiga, diantaranya yaitu :
Ø  Bidang Gambar
Ø  Bidang Frontal
Ø  Garis Frontal
Ø  Bidang Orthogonal
Ø  Garis Orthogonal
Ø  Perbandingan Orthogonal
Ø  Sudut Surut
a)      Bidang Gambar
Bidang Gambar merupakan suatu tempat permukaan untuk menggambar atau melukis bangun ruang dan selalu menghadap ke muka pengamat. Contoh : kertas gambar, papan tulis ,buku, dan lain lain.
b)      Bidang Frontal
Bidang Frontal merupakan bidang yang sejajar dengan bidang gambar yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dengan gambar sebenarnya
c)      Garis Frontal
Garis frontal merupakan garis yang sejajar dengan bidang gambar yang mempunyai ukuran yang sama dengan ukuran yang sebenarnya.
d)     Bidang Orthogonal
Bidang orthogonal merupakan bidang yang tegak lurus dengan bidang frontal. Bentuk dan ukuran bidang orthogonal tidak sama dengan gambar yang sebenarnya.
e)      Garis Orthogonal
Garis orthogonal merupakan garis yang tegak lurus dengan tegak lurus dengan bidang frontal tetapi bentuk dan ukurannya tidak sama dengan gambar yang sebenarnya
f)       Perbandingan Orthogonal
Perbandingan orthogonal merupakan perbandingan antara panjang garis orthogonal dengan perbandingan antara panjang garis orthogonal pada gambar dengan panjang garis orthogonal yang sebenarnya.
g)      Sudut Surut
Sudut surut merupakan sudut yang dibentuk oleh garis frontal kanan dan garis orthogonal yang dapat berupa sudut lancip atau sudut tumpul.
G
 
H
 
            Untuk memperjelas keterangan diatas kita lihat gambar berikut :
E
 
F
 
 

C
 
D
 
                                                                
 



ü  Bidang ABFE dan DCGH pada kubus ABCD, EFGH merupakan bidang frontal
ü  Bidang ABCD, EFGH, BCGF dan ADHE pada kubus ABCD, EFGH disebut bidang orthogonal
ü  Garis AB, EF, DC dan HG pada kubus ABCD, EFGH disebut garis frontal (horizontal), garis AE, BF, CG dan DH pada kubus ABCD, EFGH disebut garis frontal (vertical)
ü  Garis AD, BC, FG, dan EH pada kubus ABCD, EFGH disebut garis orthogonal
ü   ABC,  EFG,  DAB dan  HEF pada kubus ABCD, EFGH disebut sudut surut.
ü  Panjang AD pada gambar diperbandingkan dengan panjang AD yang sebenarnya pada kubus ABCD, EFGH disebut perbandingan orthogonal.
Dalam dunia kerja materi diatas sangatlah penting terutama dibidang bodi otomotif, karena didalam bidang bodi otomotif itu membentuk dan merancang suatu benda dimensi tiga yang harus benar-benar teliti dalam pembentukannya, sehingga dibutuhkan materi tersebut.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa hasil belajar geometri masih rendah. Hal ini ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Sudarman (Abdussakir,2009) bahwa masih banyak siswa yang belum memahami konsep–konsep geometri. Hal ini diperkuat dengan hasil survey Programme for International Student Assessment (PISA) 2000/2001 (Suwaji, 2008) menyatakan bahwa siswa menghadapi kesukaran daam membayangkan suatu balok yang berongga didalamnya.
2.      Pengertian Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Disamping dunia usaha , Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) Dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolahan bias
a didapat di dunia usaha , sehingga dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat meningkatkan mutu dan relevensi Pendidikan Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu system yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha.
Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang diwujudkan dalam kerja disuatu perusahaan. Selain sebagai salah satu syarat tugas akhir Praktek Kerja Lapangan ( PKL ),Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) juga sebagai kegiatan Siswa untuk mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya,
yang tercermin dalam Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan ketrampilan agar dapat menumbuhkan manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas Pembangunan Bangsa dan Negara dalam pencapaian perekonomian meningkat dan kehidupan yang makmur.
Karena pertumbuhan perekonomian yang meningkat, didukung pula oleh tumbuhnya persaingan dibidang industri dan teknologi yang memaksa kita untuk ikut terjun kedalam dunia industri, bisnis, dan perdagangan.
G.    METODOLOGI PENELITIAN
1.      Waktu dan Tempat penelitian
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan bulan maret tahun 2013 pada saat proses belajar mengajar sub bahasan bangun ruang dimensi tiga dan pada saat praktek kejuruan dilaksanakan, dan tempat penelitian ini di laksanakan di SMK YPT PURBALINGGA 1 Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga .
2.      Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X jurusan tekhnik bodi otomotif SMK YPT PURBALINGGA 1 tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 3 kelas. Tekhnik pengambilan sampel menggunaka random sampling yaitu dengan pengambilan secara acak, kemudian dipilih dengan cara undian.
Setelah dilakukan undian terpilih siswa kelas X TBO 2 SMK YPT PURBALINGGA 1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X TBO 3 sebagai kelompok kontrol sedangkan sebagai kelompok uji coba dilakukan pada kelas X TBO 1.kelompok kontrol dan kelompok eksperimen masing-masing berjumlah 30 siswa.
Antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kemudian dicari pemadaan kemampuan yang awalnya berdasarkan skor nilai hasil ulangan harian 1 pada semester pertama. Hal ini dilakukan agar hasil dari penelitian tidak bias.
3.      Variable Penelitian
Variable untuk objek penelitian atau apa yang menjadi titik pehatian suatu penelitian. Variable juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian dan sebagai factor-faktor yang berperan dalam peristiwa gejala yang diteliti.
Ada dua variable dalam penelitian ini yaitu variable bebas dan variable terikat.
Ø  Variable bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah  penalaran mata pelajaran matematika sub pokok bangun ruang dimensi tiga
Ø  Variable terikat (dependent variable) dalam pelajaran ini adalah prestasi belajar praktek lapangan siswa kelas X jurusan tekhnik bodi otomotif SMK YPT PURBALINGGA 1.
4.      Instrument Penelitian
Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan suatu instrumen penelitian yang berupa tes, yang mencangkup materi bangun ruang dimensi tiga. Perangkat tes yang digunakan yaitu tes objektif dengan jenis tes pilihan ganda. Untuk mengetahui kelayakan isntrumen, sebelum digunakan untuk menjaring data instrument ini di adakan uji coba terlebih dahulu. Uji coba isntrumen dilakukan untuk mengetahui tentang kelayakan instrument. Jumlah instrument yang diujicobakan adalah 40 butir dan diberikan kepada 30 siswa sebagai kelompok uji coba.
Uji coba instrument bertujuan untuk digunakan  untuk menganalisis butir instrument. Tekhnik analisis butir adalah untuk mencari indeks kesukaran, daya pembeda dan pengecoh. Pemberian tes ini berorientasi pada kebiasaan suatu proses pendidikan yang dapat dilihat melalui keberhasilan suatu hasil belajar yang berupa hasil skor jawaban benar yang dicapai oleh siswa.
5.      Metode Pengumpulan Data
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan penalaran mata pelajaran matematika sub pokok bangun ruang dimensi tiga pada dunia kerja tekhnik bodi otomotif SMK YPT 1 PURBALINGGA 1.
Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen yaitu “kemampuan penalaran mata pelajaran matematika sub pokok bangun ruang dimensi tiga”, yaitu siswa pada kelompok eksperimen diberi pelajaran tentang bangun ruang dimensi tiga. Sedangkan kelompok control tidak diberi pelajaran bangun ruang dimensi tiga.
Adapun rancangan penelitian adalah sebagai berikut :
·       Kelompok eksperimen dinyatakan sebagai X TBO 2
·       Kelompok control dinyatakan sebagai X TBO 1
Untuk mendapatkan hasil penelitian dilakukan beberapa langkah yaitu :
a.    Langkah persiapan, berupa penyusunan kisi-kisi atau table spesifikasi dari tes tersebut. Table ini berisi tentang standar kompetensi, kemampuan dasar, materi pelajaran dan jumlah soal.
b.    Langkah Pembelajaran
·  Menjelaskan materi bangun ruang dimensi 3 yang meliputi pengertian, system serta unsure-unsur dalam intepretasi citra.
·  Menjelaskan bagian-bagian dari bangun ruang dimensi 3
·  Siswa mempraktekan materi yang telah disampaikan pada praktek kejuruan.
c.    Langkah Uji coba (try out) instrument penelitian yang telah disusun perlu diujicoba denga maksud untuk menganalisis butir. Uji coba instrument dilaksanakan pada siswa kelas X TBO 2. Adanya uji coba instrument ini digunakan untuk analisis butir. Tekhnik analisis butir bertujuan untuk mencari indeks kesukaran, daya pembeda, pengecoh, validitas dan reliabilitas butir soal. Siswa diurutkan berdasarkan skor yang diperoleh dalam tes. Siswa yang mendapatkan skor tinggi dinamakan “Upper Group” atau kelompok atas (KA), sedangkan siswa yang mendapatkan skor rendah dinamakan “Lower Group” atau kelompok bawah (KB). Berikut ini kelompok siswa uji coba instrument dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 10 siswa dimulai dari yang mendapat skor tertinggi sebagai Upper group, 10 siswa dimulai dari siswa yang mendapatkan skor terendah sebagai Lower Group, dan sisanya dihilangkan, maksudnya tidak ikut dihitung dalam analisis butir soal.
Denga demikian analisis butir soal hanya dilakukan untuk Upper Group  dan Lower Group. Pengambilan kedua kelompok ini berguna untuk mengetahui daya pembeda tiap butir instrument antara Upper Group  dan Lower Group. Adapun prosedur yang dilaksanakan dalam analisis instrument adalah sebagai berikut :
1)        Penulisan Analis Butir
Langkah-langkah persiapan analisis butir instrument yaitu :
·           Mendata perolehan masing-masing peserta uji coba instrument
·           Mengurutkan perolehan skor dari 30 siswa peserta uji coba mulai dari skor tertinggi sampai terendah.
·           Dari 30 peserta uji coba instrument diambil 10 siswa mulai dari siswa yang mendapatkan skor tertinggi sebagai kelompok atas dan 10 siswa mulai dari kelompok terendah sebagai kelompok bawah.
·           Jika skor terendah untuk kelompok atas diambil seluruhnya dan ternyata kelompok atas berjumlah lebih dari 10 siswa, maka pengambilan jumlah skor terendah tersebut disesuaikan dengan kebutuhan. Artinya tidak seluruh siswa yang mendapatkan skor terendah untuk kelompok atas tersebut diambil seluruhnya melainkan hanya diambil hanya sesuai dengan jumlah kebutuhan.
2)   Tekhnik Analisis Butir instrument
Tekhnik ini dilakukan dengan cara :
a.         Mencari indeks kesukaran (IK) yaitu dengan rumus
kriteria Indeks Kesukaran :
·      IK antara 0,00-0,29          = soal sukar
·      IK antara 0,30-0,70          = soal sedang
·      IK antara 0,71 keatas       = soal mudah
Butir- butir instrument yang digunakan adalah butir instrument yang memiliki IK antara 0,30 sampai 0,70 (Suharsini Arikunto 2002:207-210).
b.    Mencari daya pembeda
Dicari dengan menggunakan rumus :
Kriteria daya pembeda (DP)
·      DP antara 0,00-0,19         = katagori jelek
·      DP antara 0,20-0,39         = katagori cukup
·      DP antara 0,40-0,70         = katagori baik
·      DP 0,71 keatas                 = katagori sangat baik
Butir –butir yang digunakan adalah butir instrument yang memiliki DP antara 0,20-0,70.
c.    Pengecoh/ Distraktor
Suatu distraktor dapat dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% dari pengikut tes.
d.   Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Berdasarkan kisi-kisi instrument dan butir instrument dapat dikatakan bahwa prestasi belajar terpenuhi. (Arikunto, 2002 : 144).
e.    Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas butir instrument dapat menggunakan KR-20 dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
rii          : koefisien reabilitas
n        : butir instrument
p        : proporsi subyek yang menjawab item benar
q        : proporsi subyek yang menjawab item salah ( q = 1-p)
S        : standar deviasi dari tes
          Hasil uji coba setelah dianalisis dapat dilakukan item-item yang ditolak dan diterima berdasarkan prasarat tersebut diatas. Item soal yang salah dibiarkan, sedangkan item soal yang diterima digunakan untuk menjaring data penelitian.
3)       Langkah pemadaan awal, yaitu memadakan perolehan skor jawaban benar dari kelompok eksperimen dan kelompok control hasil ulangan harian semester 1. Pemadaan awal bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata skor nilai antara kelompok eksperimen dan kelompok control.
4)      Langkah pemberian instrument, setelah kelompok eksperimen dan kelompok control dipadukan kemampuan awalnya, kedua kelompok diberi instrument penelitian berupa tes obyektif sebanyak 25 soal pilihan ganda. Hasil pekerjaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control yang masuk pemadaan kemudian dianalisis.
Tabel Kisi-kisi Butir Instrumen
No
Standar
Kompetensi
KemampuanDasar
Materi
Pelajaran
Jumlah
soal
1
Bangun ruang dimensi 3
1.      Mendeskripsikan bangun ruang dimensi 3


2.      Mengidentifikasi jenis citra bangun ruang dimensi 3
3.      Mengenali bagian-bagian dari bangun ruang dimensi 3



4.      Memahami bagian-dari bangun ruang dimensi 3
a.     Konsep dasar bangun ruang dimensi 3
b.     Jenis citra



c.      Manfaat paham dengan bagian bangun ruang dimensi 3
d.   Intepretasi citra

20




5



5






10
Jumlah
40

6.      Metode Analisis Data
Setelah dilakukan tes, data dari hasil penelitian dianalisis dengan tekhnik uji beda. Sebelum memulai analisis data terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat melalui uji normalitas dn uji homogenitas.  Pengujian normalitas data menggunakan uji Chi-kuadrat (Suharsimi Arikunto, 2002 : 313-317).
Adapun langkah-langkah untuk pengujian normalitas adalah sebagai berikut :
1.      Membuat daftar skor jawaban benar prestasi belajar antara kelompok eksperimen dn kelompok control kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi.
2.      Mencari nilai rata-rata  , yaitu jumlah skor dibagi jumlah populasi
3.      Mencari simpangan baku yaitu jumlah sampel (n) dikalikan skor kuadrat, dikurangi jumlah skor dikuadratkan lalu hasilnya dibagi dengan jumlah sampel, dikalikan jumlah sampel dikurangi satu. Hasil akhirnya di akarkan.
4.      Mencari z-hitung yaitu skor dikurangi  dibagi simpangan baku Z =  sebelum z-hitung, skor prestasi diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi kemudian dicari frekuensi setiap skor. Mencari proporsi (p), yaitu frekuensi dibagi jumlah frekuensi P = , mencari KP yaitu memindahkan p1 pada kolom KP, kemudian menambahkan antara p dengan KP turun satu tingkat.
5.      Mengkonsultasikan z-hitung ke dalam z-tabel (table kurva normal).
6.      Memasukan z-hitung kedalam kolom a1, caranya dicari selisih KP dengan z-tabel miring.
7.      Mencari skor tertinggi pada kolom a1
8.      Mencari selisih KP dengan z- tabel kemudian memasukan hasil dalam kolom a2
Untuk pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji barlett (Sudjana 1992:261) yaitu digunakan statistic Chi-kuadrat dengan rumus :
X2 = (in-10){B-(n-1)log S2}
Dimana : B = (log S2)(n-1)
     Pengujian homogenitas berfungsi untuk mengetahui tingkat keseragaman yaitu homogen dan tidaknya data. Data penelitian yang diuji homogenitasnya adalah data prestasi belajar bangun ruang dimensi 3 kelompok eksperimen dan kelompok control. Adapun langkah-langkah uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett (Sudjana 1992:261) sebagai berikut :
                                       i.     Mengelompokan data
                                     ii.     Membuat tabel uji Bartlett.
                                   iii.     Menentukan variansi dari semua gabungan
S=
                                   iv.     Menentukan harga satuan b denga rumus B = log S2
                                     v.     Menentukan Chi-kuadrat dengan rumus X2 = (in-10){B-(n-1)log S2}
                                   vi.     Membandingkan
Setelah uji prasyarat selesai, dilaksanakan analisis data penelitian. Tekhnik yang digunakan untuk menganalisis  data penelitian ini adalah menggunakan uji beda melalui uji 2 pihak. Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan uji-t yaitu dengan membandingkan rata-rata (mean) antara kelompok eksperimen dan kelompok control dengan rumus :
T =
 Rata-rata skor kelompok eksperimen
 = Rata-rata skor kelompok control
 =
n1   = Banyaknya sampel kelompok eksperimen
n2  = Banyaknya sampel kelompok control
Jika nilai t yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar daripada t-tabel pada taraf signifikan 5% berarti hipotesis penelitian diterima sebaliknya t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka hipotesis ditolak.






0 komentar:

Posting Komentar