PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH
KEMAMPUAN PENALARAN TENTANG BANGUN RUANG DIMENSI TIGA DALAM PRAKTEK LAPANGAN
PADA SISWA TEKHNIK BODI OTOMOTIF SMK YPT PURBALINGGA 1
DisusunOleh:
Nama
: Riswoto
Kelas/SMT : B/VI ( Enam )
NIM : 1001060085
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITA
MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
2013
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam peradaban manusia modern karena dapat mencerdaskan dan
meningkatkan kualitas manusia, disamping itu juga untuk meningkatkan mutu
setiap jenjang dan jenis pendidikan khususnya memacu penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pada masa sekarang ini sumber daya manusia yang
berkualitas sangat dibutuhkan seperti yang kita ketahui tonggak pembangunan
bangsa ada pada generasi muda. Maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan yang
pesat, maka siswa dituntut untuk bisa dan cepat dalam penguasaan materi
pelajaran.
Mata pelajaran matematika merupakan salah
satu mata pelajaran yang kurang disenangi dan sering menjadi momok bagi para
siswa, tetapi mata pelajaran matematika merupakan hal terpenting yang harus
dikuasai oleh siswa karena nantinya akan diterapkan pada dunia praktek
khususnya pada sub bahasan tentang bangun ruang dimensi tiga. Kita ketahui
bahwa dalam praktek lapangan siswa diharapkan sudah menguasai materi yang
berhubungan dengan praktak lapangan.
Berbagai metode mengajar digunakan dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, yang diharapkan dapat memumpuk
kreatifitas, inisiatif, kognitif dan efektif siswa serta meningkatkan minat
siswa serta meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran matematika khususnya
pokok bahasan bangun ruang dimensi tiga, yang diharapkan berpengaruh pada
praktek lapangan siswa. Ada berbagai macam metode yang dilakukan oleh guru
dalam hal meningkatkan prestasi belajar matematika, khususnya pada sub bahasan
bangun ruang dimensi tiga.
B.
PERUMUSAN
MASALAH
Apakah ada pengaruh antara
kemampuan penalaran bangun ruang dimensi tiga dengan praktek lapangan ?
C.
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan penalaran bangun ruang dimensi tiga terhadap
praktek lapangan siswa tekhnik bodi otomotif SMK YPT PURBALINGGA 1.
D.
MANFAAT
PENELITIAN
1.
Bagi Siswa
a.
Dapat
meningkatkan penguasaan materi pada sub bahasan bangun ruang dimensi tiga.
b.
Meningkatkan
peran siswa dalam proses belajar mengajar matematika.
2.
Bagi Guru
a.
Meningkatkan
kepuasan dalam melaksanakan tugas
b.
Mempertegas
materi yang akan diajarkan
c.
Meningkatkan
kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar matematika.
E.
KEGUNAAN HASIL
PENELITIAN
Diharapkan setelah adanya penelitian ini
dan hasil dari penelitian ini benar bahwa ada pengaruh antara penalaran materi bangun ruang dimensi tiga
pada siswa terhadap praktek lapangan,
maka diharapkan untuk lebih meningkatkan kualitas mata pelajaran bangun ruang dimensi tiga serta
mensosialisasikannya kesekolah – sekolah kejuruan
yang belum mewajibkan mata pelajaran bangun
ruang dimensi tiga untuk di ajarkan di sekolah menengah kejuruan lainnya.
F.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
Bangun Ruang Dimensi Tiga
Bangun
ruang dimensi tiga
merupakan materi yang sangatlah penting diterapkan pada siswa menengah kejuruan
khususnya pada jurusan tekhnik bodi otomotif. Karnena nantinya akan diterapkan
pada dunia kerja atau praktek lapangan, apa yang ada dikenyataan itu dihitung berskala dan digambar secara
persis tanpa mengenal estetika.
Berdasarkan
atas Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
StandarKompetensi Lulusan (SKL) menyatakan bahwa salah satu SKL pada mata
pelajaran matematika untuk Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran
dan Akuntasi SMK/MAK serta untuk Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan
Pertanian di SMK/MAK adalah “Memahami konsep kedudukan, jarak, dan besar sudut
dalam ruang dimensi dua dan tiga serta
penerapannya dalam pemecahan masalah.” Selanjutnya, Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa
salah satu SK (Standar Kompetensi) adalah agar para siswa SMK dapat:
“Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan
bidang dalam ruang dimensi dua,” dan khusus untuk siswa pada Kelompok
Teknologi, Kesehatan dan Pertanian adalah: “Menentukan kedudukan jarak, dan
besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga.”
Ditinjau
dari karakteristik materi atau bahan pelajaran, materi bangun ruang pada
dasarnya merupakan materi yang besifat abstrak. Sehubungan dengan ini Suyitno
(2000) mengemukakan bahwa : "Matematika adalah ilmu yang mempelajari
tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak, sehingga untuk menunjang
kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat juga perlu
digunakan suatu media pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing
abstraksi siswa”.
Dalam praktek lapangan siswa harus memahami bentuk-bentuk bangun ruang
dimensi tiga yang nantinya akan diterapkan langsung pada suatu benda yang akan
dikerjakan. Apabila siswa kurang paham dengan materi bahasan bangun ruang
dimensi tiga nantinya akan kebingungan dalam mengerjakan suatu benda pekerjaan.
Ruang dimensi tiga sangat menentukan keberhasilan suatu rancang bangun.
Dalam bangun ruang siswa diharapkan memahami dengan isi materi bangun
ruang dimensi tiga, diantaranya yaitu :
Ø Bidang
Gambar
Ø Bidang
Frontal
Ø Garis
Frontal
Ø Bidang
Orthogonal
Ø Garis
Orthogonal
Ø Perbandingan
Orthogonal
Ø Sudut
Surut
a) Bidang
Gambar
Bidang Gambar
merupakan suatu tempat permukaan untuk menggambar atau melukis bangun ruang dan selalu menghadap ke muka
pengamat. Contoh : kertas gambar, papan tulis ,buku, dan lain lain.
b)
Bidang Frontal
Bidang Frontal
merupakan bidang yang sejajar dengan bidang gambar yang mempunyai bentuk dan
ukuran yang sama dengan gambar sebenarnya
c)
Garis Frontal
Garis frontal
merupakan garis yang sejajar dengan bidang gambar yang mempunyai ukuran yang
sama dengan ukuran yang sebenarnya.
d)
Bidang Orthogonal
Bidang
orthogonal merupakan bidang yang tegak lurus dengan bidang frontal. Bentuk dan
ukuran bidang orthogonal tidak sama dengan gambar yang sebenarnya.
e) Garis
Orthogonal
Garis orthogonal merupakan garis
yang tegak lurus dengan tegak lurus dengan bidang frontal tetapi bentuk dan
ukurannya tidak sama dengan gambar yang sebenarnya
f) Perbandingan
Orthogonal
Perbandingan orthogonal merupakan
perbandingan antara panjang garis orthogonal dengan perbandingan antara panjang
garis orthogonal pada gambar dengan panjang garis orthogonal yang sebenarnya.
g) Sudut
Surut
Sudut surut merupakan sudut yang
dibentuk oleh garis frontal kanan dan garis orthogonal yang dapat berupa sudut
lancip atau sudut tumpul.
|
|


|
|||
|
|||
|
|

ü Bidang
ABFE dan DCGH pada kubus ABCD, EFGH merupakan bidang frontal
ü Bidang
ABCD, EFGH, BCGF dan ADHE pada kubus ABCD, EFGH disebut bidang orthogonal
ü Garis
AB, EF, DC dan HG pada kubus ABCD, EFGH disebut garis frontal (horizontal),
garis AE, BF, CG dan DH pada kubus ABCD, EFGH disebut garis frontal (vertical)
ü Garis
AD, BC, FG, dan EH pada kubus ABCD, EFGH disebut garis orthogonal
ü
ABC,
EFG,
DAB dan
HEF
pada kubus ABCD, EFGH disebut sudut surut.




ü Panjang
AD pada gambar diperbandingkan dengan panjang AD yang sebenarnya pada kubus
ABCD, EFGH disebut perbandingan orthogonal.
Dalam dunia kerja materi diatas sangatlah penting
terutama dibidang bodi otomotif, karena didalam bidang bodi otomotif itu
membentuk dan merancang suatu benda dimensi tiga yang harus benar-benar teliti
dalam pembentukannya, sehingga dibutuhkan materi tersebut.
Beberapa
penelitian menyatakan bahwa hasil belajar geometri masih rendah. Hal ini
ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Sudarman (Abdussakir,2009) bahwa
masih banyak siswa yang belum memahami konsep–konsep geometri. Hal ini
diperkuat dengan hasil survey Programme for International Student Assessment
(PISA) 2000/2001 (Suwaji, 2008) menyatakan bahwa siswa menghadapi kesukaran
daam membayangkan suatu balok yang berongga didalamnya.
2. Pengertian Praktek Kerja Lapangan
Praktek
Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan
sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk
mencapai tingkat keahlian tertentu.
Disamping dunia usaha , Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) Dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolahan biasa didapat di dunia usaha , sehingga dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat meningkatkan mutu dan relevensi Pendidikan Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu system yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha.
Disamping dunia usaha , Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) Dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolahan biasa didapat di dunia usaha , sehingga dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat meningkatkan mutu dan relevensi Pendidikan Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu system yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha.
Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja
Lapangan ( PKL ) yang diwujudkan dalam kerja disuatu perusahaan. Selain sebagai
salah satu syarat tugas akhir Praktek Kerja Lapangan ( PKL ),Praktek Kerja
Lapangan ( PKL ) juga sebagai kegiatan Siswa untuk mencari pengalaman kerja
sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya,
yang tercermin dalam Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan ketrampilan agar dapat menumbuhkan manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas Pembangunan Bangsa dan Negara dalam pencapaian perekonomian meningkat dan kehidupan yang makmur.
Karena pertumbuhan perekonomian yang meningkat, didukung pula oleh tumbuhnya persaingan dibidang industri dan teknologi yang memaksa kita untuk ikut terjun kedalam dunia industri, bisnis, dan perdagangan.
yang tercermin dalam Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan ketrampilan agar dapat menumbuhkan manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas Pembangunan Bangsa dan Negara dalam pencapaian perekonomian meningkat dan kehidupan yang makmur.
Karena pertumbuhan perekonomian yang meningkat, didukung pula oleh tumbuhnya persaingan dibidang industri dan teknologi yang memaksa kita untuk ikut terjun kedalam dunia industri, bisnis, dan perdagangan.
G.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu
dan Tempat penelitian
Waktu
penelitian ini akan dilaksanakan bulan
maret tahun 2013 pada saat proses belajar mengajar sub
bahasan bangun ruang dimensi tiga
dan pada saat praktek kejuruan dilaksanakan, dan tempat penelitian ini di
laksanakan di SMK YPT PURBALINGGA 1 Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga .
2. Populasi
dan Sampel Penelitian
Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X jurusan tekhnik bodi otomotif SMK YPT
PURBALINGGA 1 tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 3
kelas. Tekhnik pengambilan sampel menggunaka random sampling yaitu dengan pengambilan secara acak, kemudian
dipilih dengan cara undian.
Setelah
dilakukan undian terpilih siswa kelas X TBO 2 SMK YPT PURBALINGGA 1 sebagai
kelompok eksperimen dan kelas X TBO 3 sebagai kelompok kontrol sedangkan
sebagai kelompok uji coba dilakukan pada kelas X TBO 1.kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen masing-masing berjumlah 30 siswa.
Antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol kemudian dicari pemadaan kemampuan yang awalnya
berdasarkan skor nilai hasil ulangan harian 1 pada semester pertama. Hal ini dilakukan
agar hasil dari penelitian tidak bias.
3. Variable
Penelitian
Variable
untuk objek penelitian atau apa yang menjadi titik pehatian suatu penelitian.
Variable juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan penelitian dan sebagai factor-faktor yang berperan dalam peristiwa
gejala yang diteliti.
Ada
dua variable dalam penelitian ini yaitu variable bebas dan variable terikat.
Ø Variable
bebas (independent variable) dalam
penelitian ini adalah penalaran mata
pelajaran matematika sub pokok bangun ruang dimensi tiga
Ø Variable
terikat (dependent variable) dalam
pelajaran ini adalah prestasi belajar praktek lapangan siswa kelas X jurusan
tekhnik bodi otomotif SMK YPT PURBALINGGA 1.
4. Instrument
Penelitian
Untuk
memperoleh data, peneliti menggunakan suatu instrumen penelitian yang berupa
tes, yang mencangkup materi bangun ruang dimensi tiga. Perangkat tes yang digunakan yaitu tes
objektif dengan jenis tes pilihan ganda. Untuk mengetahui kelayakan isntrumen, sebelum
digunakan untuk menjaring data instrument ini di adakan uji coba terlebih
dahulu. Uji coba isntrumen dilakukan untuk mengetahui tentang kelayakan
instrument. Jumlah instrument yang diujicobakan adalah 40 butir dan diberikan
kepada 30 siswa sebagai kelompok uji coba.
Uji
coba instrument bertujuan untuk digunakan
untuk menganalisis butir instrument. Tekhnik analisis butir
adalah untuk mencari indeks kesukaran, daya pembeda dan pengecoh. Pemberian tes
ini berorientasi pada kebiasaan suatu proses pendidikan yang dapat dilihat
melalui keberhasilan suatu hasil belajar yang berupa hasil skor jawaban benar
yang dicapai oleh siswa.
5. Metode
Pengumpulan Data
Kegiatan
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan penalaran mata pelajaran
matematika sub pokok bangun ruang dimensi tiga
pada
dunia kerja tekhnik bodi otomotif SMK YPT 1 PURBALINGGA 1.
Adapun
metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen yaitu “kemampuan
penalaran mata pelajaran matematika sub pokok bangun ruang dimensi tiga”, yaitu siswa pada
kelompok eksperimen diberi pelajaran tentang bangun ruang dimensi tiga. Sedangkan kelompok
control tidak diberi pelajaran bangun ruang dimensi tiga.
Adapun
rancangan penelitian adalah sebagai berikut :
· Kelompok
eksperimen dinyatakan sebagai X TBO 2
· Kelompok
control dinyatakan sebagai X TBO 1
Untuk
mendapatkan hasil penelitian dilakukan beberapa langkah yaitu :
a. Langkah
persiapan, berupa penyusunan kisi-kisi atau table spesifikasi dari tes
tersebut. Table ini berisi tentang standar kompetensi, kemampuan dasar, materi
pelajaran dan jumlah soal.
b. Langkah
Pembelajaran
· Menjelaskan
materi bangun ruang dimensi 3 yang meliputi pengertian, system serta
unsure-unsur dalam intepretasi citra.
· Menjelaskan
bagian-bagian dari bangun ruang dimensi 3
· Siswa
mempraktekan materi yang telah disampaikan pada praktek kejuruan.
c. Langkah
Uji coba (try out) instrument
penelitian yang telah disusun perlu diujicoba denga maksud untuk menganalisis
butir. Uji coba instrument dilaksanakan pada siswa kelas X TBO 2. Adanya uji
coba instrument ini digunakan untuk analisis butir. Tekhnik analisis butir
bertujuan untuk mencari indeks kesukaran, daya pembeda, pengecoh, validitas dan
reliabilitas butir soal. Siswa diurutkan berdasarkan skor yang diperoleh dalam
tes. Siswa yang mendapatkan skor tinggi dinamakan “Upper Group” atau kelompok atas (KA), sedangkan siswa yang
mendapatkan skor rendah dinamakan “Lower
Group” atau kelompok bawah (KB). Berikut ini kelompok siswa uji coba
instrument dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 10 siswa dimulai dari yang
mendapat skor tertinggi sebagai Upper
group, 10 siswa dimulai dari siswa yang mendapatkan skor terendah sebagai Lower Group, dan sisanya dihilangkan,
maksudnya tidak ikut dihitung dalam analisis butir soal.
Denga
demikian analisis butir soal hanya dilakukan untuk Upper Group dan Lower Group. Pengambilan kedua kelompok
ini berguna untuk mengetahui daya pembeda tiap butir instrument antara Upper Group dan Lower
Group. Adapun prosedur yang dilaksanakan dalam analisis instrument adalah
sebagai berikut :
1)
Penulisan Analis Butir
Langkah-langkah
persiapan analisis butir instrument yaitu :
·
Mendata perolehan
masing-masing peserta uji coba instrument
·
Mengurutkan perolehan
skor dari 30 siswa peserta uji coba mulai dari skor tertinggi sampai terendah.
·
Dari 30 peserta uji
coba instrument diambil 10 siswa mulai dari siswa yang mendapatkan skor
tertinggi sebagai kelompok atas dan 10 siswa mulai dari kelompok terendah
sebagai kelompok bawah.
·
Jika skor terendah
untuk kelompok atas diambil seluruhnya dan ternyata kelompok atas berjumlah
lebih dari 10 siswa, maka pengambilan jumlah skor terendah tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan. Artinya tidak seluruh siswa yang mendapatkan skor terendah
untuk kelompok atas tersebut diambil seluruhnya melainkan hanya diambil hanya
sesuai dengan jumlah kebutuhan.
2) Tekhnik
Analisis Butir instrument
Tekhnik ini dilakukan
dengan cara :
a.
Mencari indeks
kesukaran (IK) yaitu dengan rumus

kriteria Indeks
Kesukaran :
· IK
antara 0,00-0,29 = soal sukar
· IK
antara 0,30-0,70 = soal sedang
· IK
antara 0,71 keatas = soal mudah
Butir- butir instrument yang digunakan adalah butir
instrument yang memiliki IK antara 0,30 sampai 0,70 (Suharsini Arikunto
2002:207-210).
b. Mencari
daya pembeda
Dicari dengan
menggunakan rumus :

Kriteria daya pembeda
(DP)
· DP
antara 0,00-0,19 = katagori jelek
· DP
antara 0,20-0,39 = katagori cukup
· DP
antara 0,40-0,70 = katagori baik
· DP
0,71 keatas = katagori
sangat baik
Butir –butir yang digunakan adalah butir instrument
yang memiliki DP antara 0,20-0,70.
c. Pengecoh/
Distraktor
Suatu distraktor dapat
dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% dari
pengikut tes.
d. Validitas
Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrument. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Berdasarkan kisi-kisi instrument dan butir instrument dapat dikatakan bahwa
prestasi belajar terpenuhi. (Arikunto, 2002 : 144).
e. Reliabilitas
Untuk mengetahui
reliabilitas butir instrument dapat menggunakan KR-20 dengan menggunakan rumus
:

Keterangan :
rii : koefisien reabilitas
n : butir instrument
p : proporsi subyek yang menjawab item
benar
q : proporsi subyek yang menjawab item
salah ( q = 1-p)
S : standar deviasi dari tes
Hasil uji coba setelah dianalisis dapat dilakukan item-item
yang ditolak dan diterima berdasarkan prasarat tersebut diatas. Item soal yang
salah dibiarkan, sedangkan item soal yang diterima digunakan untuk menjaring
data penelitian.
3) Langkah pemadaan
awal, yaitu memadakan perolehan skor jawaban benar dari kelompok eksperimen dan
kelompok control hasil ulangan harian semester 1. Pemadaan awal bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata skor nilai antara kelompok
eksperimen dan kelompok control.
4) Langkah
pemberian instrument, setelah kelompok eksperimen dan kelompok control
dipadukan kemampuan awalnya, kedua kelompok diberi instrument penelitian berupa
tes obyektif sebanyak 25 soal pilihan ganda. Hasil pekerjaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok control yang masuk pemadaan kemudian dianalisis.
Tabel
Kisi-kisi Butir Instrumen
No
|
Standar
Kompetensi
|
KemampuanDasar
|
Materi
Pelajaran
|
Jumlah
soal
|
1
|
Bangun
ruang dimensi 3
|
1. Mendeskripsikan
bangun ruang dimensi 3
2. Mengidentifikasi
jenis citra bangun ruang dimensi 3
3. Mengenali
bagian-bagian dari bangun ruang dimensi 3
4. Memahami
bagian-dari bangun ruang dimensi 3
|
a. Konsep
dasar bangun ruang dimensi 3
b. Jenis
citra
c. Manfaat
paham dengan bagian bangun ruang dimensi 3
d. Intepretasi
citra
|
20
5
5
10
|
Jumlah
|
40
|
6. Metode
Analisis Data
Setelah
dilakukan tes, data dari hasil penelitian dianalisis dengan tekhnik uji beda. Sebelum memulai analisis data terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat melalui uji normalitas dn uji homogenitas. Pengujian normalitas data menggunakan uji
Chi-kuadrat (Suharsimi Arikunto, 2002 : 313-317).
Adapun langkah-langkah untuk pengujian normalitas
adalah sebagai berikut :
1. Membuat
daftar skor jawaban benar prestasi belajar antara kelompok eksperimen dn
kelompok control kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi.
2. Mencari
nilai rata-rata
, yaitu jumlah skor dibagi jumlah populasi 


3. Mencari
simpangan baku yaitu jumlah sampel (n) dikalikan skor kuadrat, dikurangi jumlah
skor dikuadratkan lalu hasilnya dibagi dengan jumlah sampel, dikalikan jumlah
sampel dikurangi satu. Hasil akhirnya di akarkan. 

4. Mencari
z-hitung yaitu skor dikurangi
dibagi simpangan baku Z =
sebelum z-hitung, skor prestasi diurutkan dari
yang terendah sampai tertinggi kemudian dicari frekuensi setiap skor. Mencari
proporsi (p), yaitu frekuensi dibagi jumlah frekuensi P =
, mencari KP yaitu memindahkan p1
pada kolom KP, kemudian menambahkan antara p dengan KP turun satu tingkat.



5. Mengkonsultasikan
z-hitung ke dalam z-tabel (table kurva normal).
6. Memasukan
z-hitung kedalam kolom a1, caranya dicari selisih KP dengan z-tabel
miring.
7. Mencari
skor tertinggi pada kolom a1
8. Mencari
selisih KP dengan z- tabel kemudian memasukan hasil dalam kolom a2
Untuk pengujian homogenitas dilakukan
dengan menggunakan uji barlett (Sudjana 1992:261) yaitu digunakan statistic
Chi-kuadrat dengan rumus :
X2 = (in-10){B-
(n-1)log
S2}

Dimana : B = (log S2)
(n-1)

Pengujian homogenitas berfungsi untuk mengetahui tingkat
keseragaman yaitu homogen dan tidaknya data. Data penelitian yang diuji
homogenitasnya adalah data prestasi belajar bangun ruang dimensi 3 kelompok
eksperimen dan kelompok control. Adapun langkah-langkah uji homogenitas dengan
menggunakan uji Bartlett (Sudjana 1992:261) sebagai berikut :
i. Mengelompokan
data
ii. Membuat
tabel uji Bartlett.
iii. Menentukan
variansi dari semua gabungan
S=

iv. Menentukan
harga satuan b denga rumus B = log S2 

v. Menentukan
Chi-kuadrat dengan rumus X2 = (in-10){B-
(n-1)log
S2}

vi. Membandingkan


Setelah
uji prasyarat selesai, dilaksanakan analisis data penelitian. Tekhnik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah menggunakan uji
beda melalui uji 2 pihak. Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan uji-t
yaitu dengan membandingkan rata-rata (mean) antara kelompok eksperimen dan kelompok
control dengan rumus :
T = 






n1 =
Banyaknya sampel kelompok eksperimen
n2 =
Banyaknya sampel kelompok control
Jika nilai t yang diperoleh melalui perhitungan lebih
besar daripada t-tabel pada taraf signifikan 5% berarti hipotesis penelitian
diterima sebaliknya t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka hipotesis ditolak.
0 komentar:
Posting Komentar