Pembelajaran Kuantum

Written By Unknown on Kamis, 23 Mei 2013 | 03.04

BAB VII
PEMBELAJARAN KUANTUM
(QUANTUM TEACHING)

A.     Pengertian Pembelajaran Kuantum
Kata quantum sendiri berarti interaksi yang menggubah energi menjadi cahaya. Jadi quantum teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Colin Rose berpendapat bahwa quantum teaching adalah panduan praktis dalam mengajar yang berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap siswa.
Selain itu juga quantum teaching dapat diartikan sebagai pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan  bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain (De Porter; 2000: 5). Quantum teaching juga menekankan penggubahan yang meriah dengan segala nuansanya (De Porter; 2000: 3).

1.      Karakteristik Umum
Quantum teaching menuntut guru untuk dapat; 1) memberikan kebebasan belajar siswa, 2) menampung keanekaragaman budaya siswa, 3) memfasilitasi siswa berkembang sesuai dengan modalitas belajarnya masing- masing, 4) menyertakan otak kanan untuk ikut aktif dalam pencapaian tujuan belajar, 5) menjadi pengorkestra yang baik, yang mampu manata semua komponen belajar untuk bekerja sama secara sinergis mencapai tujuan belajar, 6) mengubah suasana belajar secara meriah dengan menyertakan segala kaitan termasuk unsur seni/ musik, 7) menimbulkan berbagai interaksi positif serta memanfaatkan perbedaan siswa untuk momen belajar. Walaupun memiliki akar landasan bermacam-macam sebagaimana dikemukakan di atas, pembelajaran kuantum memiliki karakteristik umum yang dapat memantapkan dan menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran kuantum sebagai berikut.
o   Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
o   Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”, dan atau nativistis. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatiannya.
o   Pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis, dan atau maturasionistis.
o Pembelajaran kuantum berupaya memadukan [mengintegrasikan], menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi-diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan [fisik dan mental] sebagai konteks pembelajaran.
o     Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna.
o Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Di sini pemercepatan pembelajaran diandaikan sebagai lompatan kuantum. Pendeknya, menurut pembelajaran kuantum, proses pembelajaran harus berlangsung cepat dengan keberhasilan tinggi.
o    Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai, dan menyenangkan, sedang keartifisialan dan kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku, dan membosankan.
o Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak bermakna dan tidak bermutu membuahkan kegagalan, dalam arti tujuan pembelajaran tidak tercapai.
o   Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan atau mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis.
o Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material.
o   Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses pembelajaran kurang bermakna.
o   Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.
o   Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal. (Rusman : 2010)
B.     TAHAP – TAHAP QUANTUM TEACHING
Empat ciri dari kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalam quantum teaching yaitu: (1) adanya unsur  demokrasi  dalam  pengajaran; (2) adanya  kepuasan  pada  diri  si  anak; (3) adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan; dan (4) adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, model dan sebagainya, (De porter. B : 2004).

Model Quantum Teaching terdiri atas dua tahap, tahap pertama disebut konteks, dan tahap kedua adalah isi.
 1.    Tahap Pertama (konteks)
        Yang dimaksud dengan tahap pertama atau konteks yaitu tahap persiapan sebelum terjadinya interaksi di dalam kelas. Berhubungan dengan konteks, ada empat aspek yang harus dipersiapkan :
a.   Suasana   termasuk di dalamnya keadaan kelas, bahasa yang dipilih, cara menjalin rasa simpati dengan siswa, dan sikap terhadap sekolah dan belajar.
b.   Landasan, yaitu kerangka kerja: tujuan, keyakinan, kesepakatan, prosedur, dan aturan bersama yang menjadi pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.
c. Lingkungan, yaitu cara menata ruang kelas, pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, dan semua hal yang mendukung proses belajar.
d.   Rancangan, yaitu penciptaan terarah unsur-unsur penting yang menimbulkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar menukar informasi.

 2.    Tahap Kedua (isi )
        Tahap kedua (isi) merupakan tahap pelaksanaan interaksi belajar, hal-hal yang berhubungan dengan bagian ini adalah:
a.   Presentasi, yaitu penyajian pelajaran dengan berdasarkan prinsip-prinsip Quantum Teaching sehingga siswa mereka dapat mengetahui banyak hal dari apa yang dipelajari. Tahap ini juga diistilahkan pemberian petunjuk, yang bermodalkan dengan penampilan, bunyi dan rasa berbeda.
b.   Fasilitasyaitu proses untuk memadukan setiap bakat-bakat siswa dengan kurikulum yang dipelajari, dengan kata lain bagian ini menekankan bagaimana keahlian seorang pengajar sebagai pemberi petunjuk, langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk mengakomodasi karakter siswa.
c.  Keterampilan Belajaryaitu bagian yang mengajarkan bagaimana trik-trik dalam belajar yang tentu berdasarkan pada prinsip-prinsip Quantum Teaching, sehingga para siswa memahami banyak hal, meskipun dalam waktu yang singkat.
d.   Keterampilan Hidupbagian ini mengajarkan bagaimana berkomunikasi dengan efektif dengan orang lain sehingga terbina kebersamaan dalam hidup. Keterampilan hidup diistilahkan juga keterampilan sosial (Kathy Wagone 2004 )

C.      Ciri- ciri Quantum Teaching
Quantum teaching memiliki 5 ciri utama :
1.  Memiliki azas utama ”bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”.
2. Memiliki prinsip: segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, hargailah setiap usaha mereka, jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan.
3.   Kerangka rancangan belajarnya memiliki strategi TANDUR (Tumbuhan, Alami,  Namai, Demonstrasai, Ulangi, Rayakan).
4. Menata konteks dengan suasana yang memberdayakan, landasan yang kokoh, lingkungan yang mendukung, rancangan belajar yang dinamis.
5. Memiliki isi: penyajian prima, fasilitas luwes, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.

D.  Azas Utama Quantum Teaching
Azas utama quantum teaching adalah “bawalah mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”.
“Bawalah dunia mereka ke ke dunia kita” maksudnya adalah guru perlu memasuki dunia siswa sebelum melakukan kontrak belajar dengan siswa. Adapun caranya adalah dengan mengaitkan apa yang akan diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik seni rekreasi, atau akademis para siswa. Setelah kaitan itu terbentuk “Antarkan dunia kita ke dunia mereka” dengan cara memberikan kepada siswa pemahaman mengenai isi dunia itu. Disinilah kosa kata baru, konsep- konsep, prinsip dan lain- lain dibeberkan.

E.  Prinsip- prinsip Quantum Teaching
Quantum teaching memiliki 5 prinsip penting yaitu:
      1. Segalanya berbicara
      Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran semuanya mengirim pesan belajar.                                  
  2. Segalanya bertujuan
      Semua yang terjadi dalam penggambaran belajar mempunyai tujuan. Semua yang terjadi dalam penggubahan kita, mempunyai tujuan. Oleh karena itu, Kathy Wagone membuat istilah yang memotivasi: “tetapkanlah sasaran tersebut agar bisa berprestasi setiap harinya” (Kathy Wagone 2004 )
       3. Pengalaman sebelum pemberian nama
      Proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk  apa yang mereka  pelajari.
      4. Akui setiap usaha
      Mengakui usaha siswa untuk memperoleh kecakapan dan kepercayaan diri adalah yang penting dalam membangun keberhasilan siswa. Belajar mengandung resiko. Belajar berarti keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Seperti kata Noelle c. Nelson bahwa pujian atau penghargaan kepada seseorang atas karyanya memunculkan suatu energi yang membangkitkan emosi positif. (Noelle C. Nelson, Jeannine L. Calaba 2005 )


      5. Jika layak dipelajari maka layak dirayakan
      Perayaan dapat membangun gairah tersendiri untuk belajar. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Perayaan adalah sarapan para pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan minat dalam belajar. Sehubungan dengan itu, Dryden berpesan bahwa ingatlah selalu untuk merayakan setiap keberhasilan. ( Gordon Dryden 2004)


F. Sintaks Model Quantum Teaching
 Menurut De Porter ( 2000:89-93) ada lima langkah penting yang terkandung
dalam rancangan quantum teaching yaitu :
           Langkah 1
TUMBUHKAN
Menumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku (pelajar)” dan memanfaatkan kehidupan pelajar (De Porter B  2003)
Alternatif Pertanyaan Tuntunan
·      Hal-hal apa yang telah mereka pahami?
·      Apa yang mereka sukai?
·      Apa manfaat bagi siswa?
·         Apa yang ingin mereka capai?
STRATEGI: Pantonim, lakon pendek
Pada langkah ini guru menuturkan sebuah cerita menarik dalam kehidupan yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Cerita itu memisikan segudang manfaat untuk kehidupan siswa, serta apa yang perlu dipelajari agar siswa dapat mencapai apa yang ia inginkan.
Guru menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan cara:
ü  Guru menumbuhkan AMBAK (Apa  Manfaat Bagiku)
ü  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
ü  Guru menumbuhkan sikap optimisme untuk meraih kesuksesan belajar
ü  Ciptakan kesan penasaran terhadap materi yang akan disampaikan
ü  Kondisikan siswa dalam keadaan alpha dengan memacu optimisme setiap saat
Contoh tumbuhkan
Assalaamu’alaikum!!!!!!!!!!
Bagaimana kabarnya hari ini?.....sehat semua kan????
Apakah diantara kalian ada yang mempunyai hubungan persaudaraan??? Misalnya satu cucu. Mbah kalian kan melahirkan Ibu / Bapak kalian, Bapak / Ibu kalian menikah kemudian lahirlah kalian.
Sekarang coba tuliskan nama bapak ibu kalian beserta nama anak – anaknya, kalau kalian tahu hobinya boleh beserta hobinya masing – masing.
Mudah – mudahan selepas pelajaran ini kalian pandai menentukan silsilah keluarga atau yang ada kaitannya dengan dengan yang lain.
         
Langkah 2
ALAMI
Menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua pelajar. (De Porter B : 2003)
Alternatif Pertanyaan Tuntunan
·         Cara apa yang terbaik agar siswa memahami informasi kegiatan apa yang memfasilitasi kebutuhan untuk mengetahui mereka?
STRATEGI : Permainan peran, alat bantu
 Pada langkah ini guru menciptakan pengalaman umum kepada siswa, yang dapat dipahami oleh setiap siswa. Khusus dalam pelakasanaan penelitian ini guru mengajak siswa untuk mengatur tempat duduknya sedemikian hinggga jarak antar siswa satu sama lain depan-belakang, kanan- kiri sama. Setelah guru menayangkan aturan main berupa pembagian hadiah permen, guru membagikan permen kepada siswa sesuai dengan aturan, sambil mengajak siswa untuk mencermati dan mensyukuri hadiah yang diperoleh karena dari sinilah kita akan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat.
Contoh alami
Ada berita penting!!!!!!
Saya minta tempat duduk kalian depan – belakang, kanan – kiri harus sama!!! Saya akan membacakan peraturannya. Perhatikan betul petunjuk ini.
*     Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, tiap kelopok terdiri dari 3- 4 siswa.
*     Guru menugasi setiap kelompok untuk memberikan contoh hubungan sebanyak-banyaknya di lingkungan kelas atua lingkungan sekitarnya dan kelompok yang tercepat dan menyebutkan terbanyak akan mendapatkan penghargaan hati dari guru.
*     Guru memberikan contoh, kemudian siswa diminta mengkelompokan mana yang termasuk relasi dan mana yang termasuk fungsi, kemudian kelompok yang tercepat dan benar akan mendapatkan sebuah penghargaan hati dari guru.
*     Setelah dikelompokan mana yang termasuk relasi dan mana yang termasuk fungsi, kelompok yang terakhir menjawabnya sebagai hukumannya harus mendefinisikan apa yang di sebut relasi dan apa yang disebut fungsi.
*     Apabila kelompok yang terakhir berhasil menjawab pengertian tersebut, maka akan mendapatkan penghargaan hati dari guru. Namun, apabila tidak berhasil akan diperebutkan oleh kelompok lain dan kelompok yang berhasil yang akan mendapatkan penghargaan hati dari guru.

Langkah 3
NAMAI
Menamai kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar dengan            menyediakan kata kunci, konser, model, rumus, strategi, sebuah “masukan”. (De Porter B : 2003)      
     Alternatif Pertanyaan Tuntunan
·      Perbedaan apa yang harus dibuat dalam belajar?
·      Apa yang harus ditambahkan pada pengertian mereka?
·      Bagaimana cara mengantarkan mereka mencapai tujuan?
·      Kiat apa yang berguna untuk mereka pakai?
STRATEGI : Suasana gambar, warna, alat bantu

v  Guru memberikan petunjuk dan kesempatan kepada siswa untuk memberikan penamaan terhadap pengalaman matematika yang telah diperolehnya. Dalam hal ini guru memberikan pertanyaan – pertanyaan tuntunan berdasarkan apa yang telah dialami siswa (untuk menjelajah alami otak) dalam bentuk kuis yang harus dijawab oleh siswa dengan ketentuan sebagai berikut:
ü  Siswa yang dapat menjawab diberi point dan aplaus
ü  Guru memberikan komentar yang diperlukan untuk menyempurnakan jawaban siswa
sesuai dengan konsep masalahnya
ü  Untuk contoh – contoh yang lebih bervariatif guru memerintahkan siswa membaca     buku siswa tentang cara menyelesaikan relasi dan fungsi
ü  Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
v  Selama siswa melakukan aktifitas belajarnya guru menciptakan suasana belajar yang enjoy: menampilkan musik konsentrasi, menciptakan optimisme dan mengontrol kerja siswa agar belajar dengan optimal 
Contoh namai
G: ada pertanyaan.......!! Coba kalian jawab pertanyaan ini, yang bisa menjawab acungkan jari akan saya beri sesuatu yang pasti kalian sangat senang (yang dimaksud adalah point)

Langkah 4
DEMONSTRASIKAN
Menyediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan (mendemonstrasikan) bahwa mereka tahu.  (De Porter B : 2003)
      Alternatif Pertanyaan Tuntunan
·      Dengan cara apa siswa dapat memperagakan tingkat kecakapan mereka dengan pengetahuan yang baru?
·     Kriteria apa yang dapat dikembangkan bersama untuk menentukan kualitas peragaan mereka?
STRATEGI : Diskusi kooperatif, permainan

Contoh demonstrasikan
v Yu-yu-yu sekarang kita duduk bersama – sama kelompok masing – masing !!!!! (tolong cepat ya............yang pindah orangny saja bukan bangkunya.
1.    Tiap kelompok mengambil nomor undian soal yang telah disediakan gurubdan segera melaporkan nomor yang terpilih.
2.    Tiap – tiap kelompok yang akan melaporkan hasil pekerjaannya diwakili oleh salah satu anggota dari kelompok itu yang dipilih oleh kelompok lain
3.    Jika jawaban benar maka semua anggota kelompoknya mendapat point yang sama (benar).
4.    Jika jawaban salah maka semua anggota kelompoknya mendapat point yang sama (salah).
5.    Siswa / kelompok lain yang turut mendapatkan point dan aplaus adalah siswa yang dapat memberikan tanggapan dengan kriteria: dapat merevisi kesalahan dari kelompok lain yang maju atau dapat menjelaskan permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh kelompok manapun, dapat menyajikan penyelesaian yang lebih praktis dengan cara yang berbeda.

Langkah 5
ULANGI
Menunjuk beberapa pelajar untuk mengulangi materi dan menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu ini”. (De Porter B : 2003)
Alternatif Pertanyaan Tuntunan
·             Cara apa yang terbaik untuk mengulangi pelajaran?
·             Dengan cara apa setiap siswa akan mendapatkan kesempatan untuk mengulang?
      STRATEGI : Saling menyampaikan antar siswa
Pada langkah ini guru mengajak siswa menyimpulkan garis besar materi pelajaran yang telah dipelajari. Guru memberikan warning dan stressing  pada bagian- bagian materi yang dianggap sangat penting/sebagai kata kunci. Selanjutnya diberikan tes formatif untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Guru dan siswa menyimpulkan bersama – sama konsep relasi dan fungsi dan bagaimana cara penyelesaiannya
Pertantaan – pertanyaan tuntunan
Ø  Apakah yang dimaksud dengan relasi?
Ø  Ada berapa langkah cara menyelesaikan relasi? Sebutkan !
Ø  Apakah yang dimaksud dengan fungsi?
Ø  Ada berapa langkah cara menyelesaikan fungsi? Sebutkan

Contoh Ulangi
Jadi secara umum bagaimana konsep relasi dan fungsi dan bagaimana langkah – langkah penyelesaiannya ?
1.      Relasi
Relasi dari suatu himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan yang menghubungkan anggota – anggota A dengan anggota – anggota B.
Relasi dapat dinyatakan dengan:
a.       Diagram panah
b.      Diagram Cartesius
c.       Himpunan pasangan berurutan.
2.      Fungsi
Fungsi dari himpunan K ke himpunan L merupakan relasi yang menghubungkan setiap anggota K dengan tepat satu anggota L.
Fungsi dapat dinyatakan juga dengan:
a.       Diagram panah
b.      Diagram Cartesius
c.       Himpunan pasangan berurutan

          Langkah 6
 RAYAKAN
Merayakan atas keberhasilan yang sudah dilakukan oleh pelajar sebagai pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.(De porter B : 2003)
           Alternatif Pertanyaan Tuntunan
·     Cara apa yang paling sesuai untuk merayakan?
·     Bagaimana cara mengakui prestasi mereka?
STRATEGI : Pujian, bernyanyi bersama, tepuk tangan
Pada langkah ini guru membagikan tanda bintang kepada siswa atau kelompok siswa yang mendapatkan point terbanyak (pada akhir pokok bahasan  siswa/kelompok siswa yang mendapatkan tanda bintang terbanyak akan mendapatkan hadiah bingkisan), menginformasikan tugas yang harus dikerjakan dirumah serta memberitahukan topik materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
ü Guru memberikan tanda bintang kepada siswa / kelompok yang paling banyak mendapat point
ü Guru memerikan tugas yang harus dikerjakan dirumah dan memberikan pengarahan mengenai materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya

G.      Beberapa  kriteria Quantum Teacher
1)          Antusias: menampilkan semangat hidup
2)          Berwibawa: mampu menggerakan siswa
3)          Supel: mudah menjalin hubungan dengan beragam siswa
4)          Humoris: berhati lapang untuk menerima kesalahan
5)          Luwes: menerima lebih dari satu cara untuk mencapai hasil
6)          Fasih: berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur
7)          Tulus: memiliki niat dan motivasi yang baik.
8)          Positif:melihat peluangdalam setiap saat.
9)          Spontan:dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil.
10)      Menarik dan menarik:menggantikan setiap informasi dengan pengalaman hidup peserta didik dan peduli akan diri peserta didik.
11)      Menganggap peserta didik”mampu”percaya akan keberhasilan peserta didik.
12)      Menetapakan dan memelihara harapan tinggi:membuat pedoman kualitas hubungan dan kualitas kerja yang memacu setiap peserta didik untuk berusaha sebaik mungkin

H.      Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Quantum Teaching :
1.          Memberikan kebebasan belajar siswa
2.          Menjadikan siswa lebih aktif, berani mengungkapkan pendapat atau ide yang dapat dipertanggungjawabkan
3.          Pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan tinggi
4.             Quantum teaching  membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. contextual teaching and learning menjadikan kegiatan belajar mengajar mengasyikkan dan bermakna . (De porter B : 2003)
Kekurangan Quantum Teaching :
1.          Quantum teaching menuntut sarana yang relatif mahal
2.          Quantum teaching memerlukan waktu yang lama



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

De Porter, (2000). Kuantum Teaching. Bandung : Kaifa.

Goleman, D. 2007. Emosional Intelegence (Kecerdasan Emosional). Jakarta : Gramesia Pustaka Utama

Goleman, D.1999. Emosional Intelegence (Kecerdasan Emosional). Jakarta : Grames.

Kusno, (2006). Evaluasi Proses dan Hasil Belajar. Diktat Kuliah. Tidak diterbitkan.

Kusno. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kuantum Untuk Membangun Soft Skill: Makalah.

Kusno. 2002. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Kuantum: Makalah.

Ferdy H. Pantar 2009/02 Model-pembelajaran- Quantum Teaching.http:// sarkomkar.blogspot.com. Tanggal 22/09/2010


Rusman . 2010. Model – Model Pembelajaran . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Slavin, R.E. (2000). Educational Psychology Theory and Practice. Boston: Allin and Bacon.

Soedjadi. R. (1994). Memantapkan Matematika Sekolah Sebagai Wahana Pendidikan dan Pembudayaan Penalaran. Di dalam media Pendidikan Nasional No. 4 Th. 3. Surabaya, Indonesia: PSS IKIP Surabaya.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru



Sudrajat, (2001). Penerapan SQ3R pada Pembelajaran Tindak Lanjut Untuk Peningkatan Kemampuan Komunikasi dalam Matematika Siswa SMU. Tesis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Suryanto. (1987). Penelitian pendidikan matematika di Indonesia. Pendidikan  Matematika,   Editor, Marpaung. Yogyakarta.

Waridjan. 1991. Tes Hasil Belajar Gaya ObyektifSemarang: IKIP Surabaya.

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-quantum-teaching-serta.html

0 komentar:

Posting Komentar